logo

Kelurahan Iring Mulyo

Jl. Jendral Ahmad Yani No.84 Kecamatan Metro Timur 34112
Telp. 085187059660 Email : [email protected]

Sejarah Kelurahan Iringmulyo

26
18 Mei 2024
Admin Desa Iring Mulyo
logo
Cerita dibawah ini merupakan catatan yang dikumpulkan oleh Bapak Lilik PH selaku tokoh masyarakat Kelurahan Iringmulyo yang didapatkan dari berbagai sumber, walaupun urutan sejarah yang diingat antara sumber yang satu dengan yang lain tidak berurutan/berbeda.
 
Sumber : Sisono Hadi Susato (Jl. A. Yani No.45 Rt.05) anak dari Parto Sudirjo ( pernah menjabat Carik / Sekretaris Lurah )
“ Rombongan dari Jawa ke Lampung melalui Gadingrejo dipondokkan – disuruh cari bahan makanan dengan cara “dereb” baru dikirim ke Mero menuju asisten Wedana baru dikirim ke 15a Lurah Sastro Suwito rombongan dari Tataan, lalu disuruh bikin desa dengan pangkal nama “I”, ada yang memberi nama Irmo rejo, tetapi ditolak, yang kedua Bapak Parto Sudirjo memberi nama Iringmulyo 15a yang dikarenakan posisi wilayah yang miring dan diharapkan turut membawa kemakmuran dan kemuliaan.”
 
Kumpulan Sumber lain yang dipadukan :
“ Disaat negeri ini masih dalam penjajahan Belanda tepatnya disekitar 1935. Daerah Lampung mulai didatangi orang-orang yang berasal dari Pulau Jawa yang disebut dengan orang-orang Kolonisasi. Mereka pada umumnya banyak yang berasal dari Jawa Tengah Solo, Klaten, Yogyakarta Purworejo dan dari Jawa Timur dari Blitar, Kediri, Madiun. Pertama daerah sasaran Kolonisasi di Gedung Tataan Pringsewu dan daerah sekitarnya, umumnya mereka datang secara berkelompok dengan terlebih dahului melalui himbauan, ajakan yang populer pada saat itu disebut PURWOKONDO yang berarti PURWO = pertama, Kondo = mengajak. Jadi PURWOKONDO = orang yang pertama menyampaikan ajakan. Purwokondo disebut juga Propaganda unatuk mengajak agar orang Jawa sepakat mau berpindah atau ngunsi, isatilah itu juga disebut provokator.
Purwokondo merupakan orang – orang suruhan yang sengaja dibentuk secara sukarela yang misinya mempengaruhi orang wilayah asalnya untuk datang ke Lampung. Alat Propaganda yang digunakan berupa hasil bumi, tanaman yang berasal dari Lampung seperti padi, jagung dan foto – foto yang memperlihatkan hasil panen berupa padi, jagung, pisang, tembakau,dsb. Purwokondo dicari orang-orang yang cakap bicara, maka atas dasar ajakan tersebut orang Jawa dari berbagai daerah tertarik ikut secara sukarela tanpa dipaksa oleh Kolonial Belanda, alasannya sendiri kehidupan di Jawa untuk bertani pada saat itu sulit sehingga orang mencari kehidupan yang lebih menjanjikan sebab purwokondo bercerita tanah di Lampung masih luas, kalau mau bertani menggarap lahan semampunya diberikan tanah luas dan subur.
 
Tahun 1935,  Rombongan bermukim di Gedung Taatan Pringsewu dan menyebar sampai ke Lampung Tengah dan mulai didirikan bangunan dan irigasi. Berturut-turut para kolonis datang ke Lampung.
 
Pada Tahun 1936, Telah pula masuk ke Lampung Tengah, ditempat itu sebagai tempat pemusatan didaerah Trimurjo sebelum disebar atau dibagi-bagi. Namun kolonis yang datang ke Metro 15a Iringmulyo yang cerita anak-anak kolonis yang pada waktu itu, mereka datang masih dalam usia anak-anak mereka datang dari Jawa, diberangkatkan dari Stasiun Solo Balapan menuju Jakarta dengan kereta api, sampai merak menggunakan Kapal KPM menuju Panjang, dan menuju Gedung Tataan menggunakan bis dan truk, selanjutnya mereka ditampung sementara sambil mencari bawon/dereb guna dijadikan bekal didaerah baru.
 
Lamanya ditampung +- 15 hari sampai dengan 3 bulan setelah mendapat padi gabah ditentukan 1 orang 5 dacin = 62,5 kg, lalu diberangkatkan ke Metro, pertama-tama di tampung di Trimurjo.
Tahun 1937, Bulan Juli Jam 3 sore dari rombongan pertama yang datang ke Metro tersebut langsung ditampung disebuh rumah besar atau rumah bedeng tempatnya Pak Sastro Suwito (Kamituo) tepatnya sekarang dirumah / pekarangan Pak Syamsudin Yunus. Sebelum menuju Bedeng 15a terlebih dahulu ditempatkan di pesanggarahan kawedanan yan sekarang dilokasi Kantor Dispenda/DPPKA. Rombongan dari Trimurjo, berjalan kaki karena melalui daerah pesawahan/tegalan yang tidak bisa dilalui kendaraan. Jalan tersebut antara 12a ke Simbarwaringin.
 
Setelah sampai dibedeng milik Sastro Suwitoa mereka ditampung selama +/- 1 minggu sambil menunggu pembagian tempat tanah atau pekarangan ladang. Untuk kolonisasi pertama 1937, diberi jatah pada jalur jalan utama. Setelah tanah diukur dengan jumlah KK. Dimana 1 KK terdiri dari Suami – Istri dan 2 orang anak, apabila lebih dititipkan di KK yang tidak mempunyai anak atau anak Cuma 1. Dan 1 KK diberi dapur, alat pertanian an bahan bangunan ;paku, welit/atap, sedang kayu mereka cari sendiri, umumnya kulit pohon waru.
 
Jumlah KK yang datang pertama pada Tahun 1937 +/- 37 KK dibagi dalam beberapa rombongan, rombongan pertama dipimpin oleh Harjo Bujang sejumlah 18 KK.
 
Rombongan ke II Tahun 1938 menuju Bedeng yang sekarang lokasinya di pekarangan Pak Kartin Bapaknya Ngadimin. Disitu dulu ada rumah besar yang dijadikan penampungan. Nampaknya rombongan ini jumlahnya lebih besar dan dibagi – bagi tempat tinggal baru untuk mereka, tidak saja di Bedeng 15a tapi juga ada yang di Bedeng 38, Bedeng 24, Bedeng 43.
Padda Tahun 1938 – 1939 kondisi sudah mulai tertata dengan adanya pamong yang diangkat, Lurah, Carik, Byan, Kamituwo.
 
Bebeng 15a masih menginduk pada Kelurahan Metro dengan Lurah pertama Bapak Dastro Gondo Wardoyo.
 
Kamituwo I         : Sastro Suwito – Jadi Lurah Tempuran
Kamituwo II        : Karyo Joyo
Carik I            : Pawiro
Carik II           : Parto Sudirjo
Bayan I            : Arjo Bujang
Bayan II           : Parto Sentono
Jogoboyo Polisi I  : Wongso Rejo

Kaum               : Rupingi

(Sumber;Kel. Iringmulyo Tahun 2014)

Hubungi Kami

logo

Iring Mulyo

Jl. Jendral Ahmad Yani No.84 Kecamatan Metro Timur Metro Timur

085187059660

[email protected]

Lokasi Balai Desa

Portal Resmi Sistem Informasi Pemerintahan Desa Kelurahan Terpadu
Kelurahan Iring Mulyo, Kec. Metro Timur, Kota Metro, Prov. Lampung

SIPDeskel V1.1.12.24

© METADESA 2024